Jumat, 17 September 2010

Aku dan Kau

Aku dan kau
suatu pertautan dalam beribu alasan kehidupan…
kadang tertawa…
kadang menangis…

tapi itulah kita
pada suatu kebersamaan…
dalam banyak arti yang berbeda…
dalam banyak cara mengungkapkannya…

aku dan kau
sungguh suatu rahasia Tuhan…
Dengan semua yang kita alami…
tak pernah sesuai dengan apa yang kita harapkan…

artikanlah maknanya…
meskipun tanpa senyuman…
kita hanya mampu menangis kedalam sanubari sendiri

Minggu, 22 Agustus 2010

Sekuntum Hari

Sekuntum hari
Dimana wanginya mengharumi bumi sepanjang waktu
Karena saat itulah kemahamurahan sang Khaliq berlimpah
Menyatu pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan.
Bertelaga bening.
Airnya mutiara Maghfiroh.
Gemericiknya Dzikir dan Tadarrus.
Tepiannya doa lemah lembut, lirih dan berpasrah hati.
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu.
Agar sirip kita tak patah sia sia.

Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita bisa lebih menyadari bahwa kita tak berpunya
Bisa lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Di antara kemahaluasan-Nya

Ia sepantasnya dirindukan
Karena ia lebih

Di cakrawala bertebar pengampunan, rakhmat
Dan segala kebaikan
Juga nuzulul qur’an dan lailatur qodar

Percik Bimbang Dalam Rasa (Aku, Kau, dan Dia)

Bersanding dalam bimbang.
Mempersunting satu tanya dengan ribuan jawab yang tak teryakini.
Sebaris hari maya tak juga usai berwujud nyata.
Dibelenggu ragu darimu, disergap tanya oleh dirinya.
Hati ini gerah dengan bimbangku.

Wajahku berbinar karena aku tahu sebenarnya diujung sana ada tanya dia menunggu jawab pastiku, tapi hati ini terkurung oleh petikan petikan renyah canda tawa misterimu.

Atas nama apa kedekatan yang membungkus hari kita selama ini?
Kau, aku dan dia?

Mungkin ini cerita rindu dan penantian, yang setia kurajut pada barisan detak waktu dan menunggu jawaban istikharah yang kutujukan pada Pencipta ku.

Kuberharap bimbangku tak menyurutkan jejak sampai akhirnya aku dapat menyemai semua asa untuk seorang yang dikehendaki oleh NYA.

Atas nama apakah kedekatan ini?
Begitu sederhana kau, aku dan dia memulainya, tapi serumit ini aku mengurai bimbangku.
Sampai tertuang tulisan ini...aku masih bimbang dalam pilihan....dia menungguku, dan aku menantimu...
Dan kamu??? Kamu sibuk dengan tatanan canda untuk memulai untukku....

Sebaris harapku untuk segera dapat mengurai asa dan mengikat rasa.